Sabtu, 07 Februari 2009

Perfume, The Story of a Murderer


Judul : Perfume The Story of a Murderer

Penulis : Patrick Suskind

Penerjemah : Bimo Sudiarto

Penyunting : Prya

Penerbit : Dastan Books

Tebal Halaman : 428 hal.; 12,5 x 19 cm


Jean-Baptiste Grenouille, adalah seorang pria yang kelahirannya tak pernah diharapkan. Bahkan ibu kandungnya sendiri, mengaku lebih suka membunuh Grenouille tinimbang melihatnya hidup, seperti empat bayi yang dilahirkannya. Dari bayi hingga dewasa, Grenouille tidak mendapatkan kasih sayang yang layak. Ia hidup dari satu orang ke orang lainnya.


Ketika bayi, ia berkali-kali ganti ibu susu, karena menyusu dengan jatah dua bayi. Namun, yang membuat para ibu susu tidak tahan mengasuh Grenouille adalah karena ia sama sekali tidak berbau, layaknya bau manusia. Hal itu membuat orang enggan berdekatan lebih jauh dan menyingkirkannya sesegera mungkin. Lebih cepat lebih baik.


Saat balita, Grenouille memiliki ketahanan jasmani yang tinggi. Ia belajar bicara melalui penciumannya yang luar biasa dan pada usia enam tahun, ia sudah sangat mampu memahami lingkungan dengan penciuman. Otaknya menyimpan memori tentang puluhan bahkan ratusan ribu aroma spesifik dengan sangat jelas. Tak hanya mengingat masing-masingnya secara acak kapan saja saat mencium bau yang sama, tapi juga mampu membaui saat mengingat (tanpa harus mencium bau yang sama). Imajinasinya mampu menyusun kombinasi baru dari masing-masing aroma sampai tercipta aroma yang tak ada di dunia nyata.


Dari seorang ahli parfum ternama di Paris, Giuseppe Baldini, Grenouille mewarisi seni meramu berbagai minyak dan tumbuhan. Sadar akan kemampuannya itu, Grenouille ingin membuat aroma super, Aroma yang membuat orang yang menciumnya akan mencintai si pembuatnya, Grenouille. Mencintainya hingga lupa daratan dan kalau perlu memujanya seperti Tuhan.


Lewat keahliannya mencium aroma, Grenouille melakukan pembunuhan pertamanya karena ingin memiliki aroma tubuh seorang perawan. Bagi Grenouille, aroma perawan adalah harmoni dari seluruh komponen yang menghasilkan aroma parfum yang tiada tara, seimbang dan ajaib. Tidak cukup satu, 24 orang perawan ia bunuh demi memperoleh aroma yang super tersebut.


Patrick Suskind lahir pada tahun 1949. Ia memelajari sejarah i Munich dan menjadi penulis untuk televisi sebelum menulis Das Parfum (Perfume). Novel keduanya bertajuk Die Taube (Burung Merpati), yang kemudian diadaptasi menjadi naskah panggung dan dipentaskan pertama kali di Gedung Teater BAC di London pada bulan Mei 1993. Novel Suskind lainnya berjudul Die Geschichte von Herrn Sommer (Kisah Tuan Sommer) terbitan 1992, yang juga mendulang sukses internasional seperti Das Parfum, dan novel Drei Geschichten (Tiga Kisah) pada tahun 1996. Patrick kini tinggal di Munich.(Idh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bubbly