Rabu, 18 Maret 2009

Kerja Malam, Asyik Atau....

KapanLagi.com - Kalau kita dengar istilah 'pergi pagi, pulang malam', 'keluar malam, pulang pagi', atau 'tempat hiburan malam', pasti yang terbayang adalah melewatkan malam hari dengan kegiatan yang menyenangkan, penuh kepuasan dan yang jelas menghibur.

Tapi jika Anda mendengar istilah 'masuk malam', 'shift malam', atau 'kerja lembur', pasti yang terlintas di pikiran adalah saat-saat Anda harus terjaga dan bekerja, sementara orang lain sedang nyaman terlelap.

Iya, kerja di malam hari tentu satu hal yang lumrah terjadi, apalagi di daerah metropolis, yang mengharuskan orang-orang bekerja keras, tanpa mengenal waktu, siang atau malam. Malam hari, identik dengan istirahat, tapi bagi anda yang sering lembur sampai larut, atau bahkan Anda terkena shift malam, serta bagi Anda yang merasa kerja malam begitu asyik dan menyenangkan. Rasanya harus mulai menghitung, satu...,dua...,tiga..., bukan. Maksud saya, hitung untung dan ruginya.

"Hati-hati... lembur kerja malam bisa sebabkan kanker!", setidaknya peringatan itulah yang coba diutarakan oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), sebuah unit WHO milik 'United Nations' yang aktif dalam memerangi kanker di seluruh dunia.

IARC melaporkan, bahwa bekerja malam kemungkinan bersifat karsinogenik, atau menyebabkan kanker. Tapi tunggu, Anda jangan paranoid dulu, atau minta bos untuk segera merevisi jadwal Anda. Artinya, baru terdapat bukti yang terbatas tentang kanker pada manusia, namun telah diperoleh bukti pada hewan percobaan.

Para periset mengatakan, bekerja dengan shift mengganggu jam biologis tubuh. Padahal, jam internal ini mengatur ritme circaidan, suatu sistem kompleks yang memberi sinyal pada sel-sel untuk memproduksi hormon di berbagai kesempatan. Gangguan ritme circadian inilah yang mungkin bisa bersifat karsiogenik atau menyebabkan kanker.

Diperkuat dengan studi pada hewan yang menunjukkan paparan terhadap cahaya yang terus menerus, cahaya redup di malam hari, serta simulasi jet lag memicu perkembangan tumor secara signifikan. Salah satu meningkatnya resiko kanker adalah sistem circadian yang terganggu karena adanya paparan terhadap cahaya di malam hari. Keadaaan ini mengubah pola tidur, menekan produksi hormon melatonin, dan mengacaukan gen yang mengendalikan perkembangan tumor.

Setelah tubuh terpapar cahaya matahari atau cahaya buatan, lalu berada pada kondisi gelap, kelenjar pineal di otak memproduksi hormon melatonin. Produksi ini terganggu jika seseorang tetap terjaga di malam hari dengan lampu menyala, tentu Anda tidak mungkin bekerja sambil 'gelap-gelapan' bukan?. Nah, ternyata melatonin inilah yang berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi DNA dari jenis kerusakan, yang dapat menyebabkan kanker atau serangan jantung.

Pakar lainnya mengingatkan, ada kemungkinan bahwa orang biasa yang bekerja malam, mungkin juga memiliki perilaku yang meningkatkan resiko kanker. Seperti kecenderungan lebih tinggi untuk minum alkohol, merokok, serta kurangnya beristirahat. Wah...kalau Anda termasuk orang seperti itu, ada baiknya Anda mulai biasakan hidup sehat, kurangi merokok mungkin. Mengurangi rokok tentu sangat sulit, apalagi untuk pria, tapi coba pikirkan baik-baik soal studi lain yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, antara bekerja dalam shift dengan kanker prostat.

Untuk Anda para wanita karir yang kerap sibuk sampai larut malam, tak ada salahnya anda mulai aware dengan gaya hidup, serta rajinlah berkonsultasi ke Dokter Anda. Bukan karena suami atau pasangan anda merasa dicuekin, tapi karena seorang pria, yaitu Dr. Fred Hutchison. Peneliti asal AS ini menemukan bahwa wanita yang bekerja malam, memiliki resiko kanker payudara 60% lebih besar.

Hal ini kemungkinan berhubungan dengan respons tubuh terhadap cahaya. Dalam risetnya, Hutchison menyimpulkan, wanita yang bekerja malam cukup lama menghadapi resiko kanker payudara lebih tinggi, dibandingkan dengan wanita yang hanya bekerja siang hari. Data Hutchison berdasarkan kasus kanker payudara di kalangan perawat dan pramugari, sebuah profesi yang mengharuskan wanita juga 'hobi' begadang.

Sementara untuk anda yang segera ingin menimang momongan, Studi di University of North Carolina di Amerika Serikat menunjukkan wanita hamil yang bekerja malam hari, lebih rentan untuk melahirkan prematur, dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada jam normal.

Dalam studi tersebut tampak bahwa kelelahan fisik seperti terlalu lama berdiri atau mengangkat barang berat, tidak memicu terjadinya kelahiran prematur. Lain halnya dengan bekerja malam. Tak peduli sudah berapa bulan usia kandungan Anda, bekerja antara pukul 10 malam hingga 7 pagi, beresiko memiliki bayi prematur.

Terdapat beberapa bukti bahwa aktivitas di dalam rahim berubah pada malam hari. Menurut para ahli, ada kemungkinan bekerja malam mengganggu jam biologis tubuh, dan mempengaruhi aktivitas normal rahim. (kpl/bar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bubbly